Selasa, 02 Maret 2021

NYANYIAN JIWA YANG MENDERITA (renungan)

 



Bagaimana mungkin engkau menajamkan orang lain bila kau sendiri tak tajam

Mengasah orang lain bila kau hanyalah batu asah

Meyakinkan orang lain bila kau penuh keraguan

Bagaimana kau mencerahkan orang lain bila kau merasa terselimuti kegelapan

Bagaimana bisa engkau tidur dengan lelap disaat jiwamu memberontak

 

Andai semua orang adalah pencari, mungkin ia akan mengerti tentang penderitaan.

Derita yang dirasakan Al-gazali atas dahaga pengetahuan yang tak tercukupkan.

Dahaga yang belum terpuaskan oleh seisi lautan

Semakin meneguk semakin kehausan,

Penderitaan yang menuntut jawaban.

 

Derita yang dirasakan Hypatia ketia ia terkungkung oleh kejahilan alexandria.

Ia harus menunaikan keresahan walau ujungnya adalah kematian.

 

Derita yang dirasakan Galileo bila harus menundukkan ilmu diatas superioritas.

"Dialogue Concerning the Two Chief World Systems" yang menentang teori geosentris.

Ia harus menentang karena tak kuasa jika keresahan itu dibiarkan terkubur

 

Derita yang dirasakan Marx melihat kolaburasi Agama dan Kekuasan mengeksploitasi proletar.

Walau bagi kebanyakan orang, perjuangan sosialis atheistik Marx layak ditentang, tetap saja ia pernah berjuang.

 

Derita yang dirasakan syams bila tak menemukan pencariannya,

Hanya jika pencarian itu diperjumpakan yang dapat memenuhi jiwa yang resah

Walau ia tau, membebaskan penderitaan itu akan berhujung pada kematian.

Namun, adakah keadaan yang lebih menyakitkan dari penderitaan yang menikam jiwa

 

Derita yang dirasakan Muhammad melihat kejahiliyaan kafir Qurays didepan mata,

Dimusuhi dan diperangi tidaklah lebih menyakitkan dari pada kesakitan jika kejahiliyaan itu dibiarkan

 

Adakah peradaban bisa lahir bila tokoh revolusioner itu tak Menderita

Adakah kemerdekaan diraih bila para pahlawan itu merasa aman-aman saja

Adakah kecerdasan diraih bila guru dan cendekia tak menangisi keterbelakangan.

 

Mereka harus menderita, bukan karena siksaan atau perlawanan, itu belumlah seberapa.

Tapi penderitaan yang mereka rasakan adalah akibat kepekaan terhadap diri dan Realitas

Penderitaan demi menuntun kehidupan menemukan makna

 

Lalu,

Apakah engkau merasa baik-baik saja.? !

Ketika engkau tak meresahkan apa-apa maka selamanya kau takkan pernah berbuat apa-apa

Tidak menyadari penderitaan adalah keadaan paling menderita.

Menjadi Pragmatis jauh lebih mengasyikan dari pada perfectsionis

 

Lantas, apa makna hudup dan kehidupan …?

Apakah Layaknya dedaunan,!

hidup, tumbuh melengkapi yang lain.

Lalu,

layu, lapuk, kering dan mati.?

Seperti itukah hidup…?

Ceritapun berahir..

 

Abdul Ghani (Dosen UNIMUDA Sorong)

Tidak ada komentar:

Jiwa-jiwa Aktivis yang terlelap, Abdul Ghani

Hari ini touring ke Pulau Arar,   bersama anak-anak muda yang ambisius, mendiskusikan berbagai gagasan. Dari sekian pembahasan terselip ba...