لولا المربي ما عرفت ربي
Ramadhan 2021, alhamdulillah ala kulli hal masih diberi
kesempatan oleh yang kuasa untuk bersilaturrahim dengan para sesepu.
Paling kanan adalah kak Irfan Islami, yang sudah punya segudang
pengalaman dan ilmu. Dulu waktu nyantri angkatan kami banyak berinteraksi
dengan beliau. Dari persoalan belajar, menegakkan disiplin, rihlah, hingga ke
gunung ngangkut kayu bakar pake truk besar. 💪😢Hhee
Yah, kalo santri yang sekarang sih enak apa-apa langsung jadi dan
langsung saji. Tapi, minusnya disitu, di 'rumus kehidupannya', kata orang Hidup itu seperti mengayun sepeda,
agar tetap seimbang kamu harus tetap bergerak, ada kalanya tanjakan ada kalanya
penurunan. Saat nanjak memang berat tapi yakin pemandangan di ketinggiannya
indah mempesona. Kalau kamu berhenti berayun kamu akan mundur ke belakang
terlempar lalu terjatuh. Jikalau kamu bersikap keras terhadap hidup, ia akan
lunak padamu. Tapi kalau kamu yang lunak, lembek, apa-apa serba mengeluh atas
hidup maka jangankan kehidupan bahkan berkedip mata pun akan terasa berat
bagimu. Sekarang beliau kak Irfan dengan Ilmunya dari Mesir dan UI ia menjalani
tanggung jawab akademik di Univeraitas Yarsi jakarta.
Bagian kirinya kami panggil Pak Aji. (drs. H. Asyikin) pendiri
pondok pesanteren tempat kami belajar menempa hidup. Beliau sosok yang luar
biasa, merupakan orang tua bagi kami seluruhnya. Sekarang Al-kautsar telah
mencetak banyak alumni yang berpencar ke berbagai penjuru. Nabi menyampaikan
dalam hadisnya bahwa hal yang tidak terputus dan akan terus mengalir pahalanya
meski anak adam telah wafat ialah ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan doa
anak yang saleh. In syaa Allah ke tiga-tiganya tercapai pada lembaga pendidikan
yang senantiasa mencetak generasi penerus dan generasi harapan. Yang
disampingku adalah ustzd Luqman, dulu beliau adalah kepala sekolah kami saat
MTS.
Teringat apa yang diulang-ulang dulu oleh para Musyrif "proses
itu hasilnya memang tak kamu rasakan hari ini, tapi tunggu nanti, kelak, lima
atau sepuluh tahun, atau belasan tahun kedepan setelah kamu selesai dari sini
baru kamu mengerti dan merasakan". Tiap kita tentu harus jujur dengan itu,
bahwa 'orang yang menanam tomat tak mungkin hasilnya Batu'. Selalu sesuai
apa yang kamu tanam. Ada kalanya buah yang kamu petik itu maksimal adakalanya
minimal, kalau minimal ya artinya kamu
masih harus berintropeksi diri dan berusaha lebih bersungguh-sungguh lagi.
Siapapun yang memasuki gerbang pondok kini dapat membaca dengan
jelas tulisan penuh makna pada temboknya
'لولا
المربي ما عرفت ربي'
jikalau bukan karena (didikan) Guruku, ku takkan mengenal Tuhanku.
Terimakasih kepada para guru sebagai orang tua kedua bagi kami. Ooiyah, foto kedua adalah
dokumentasi beberapa waktu lalu dengan saudara-saudara seperjuangan saat
mondok. Watak mereka macam-macam, ada yang dikenal karena yang gokil, menjengkelkan,
adapula karena kecerdasannya bahkan dianggap genius.
Demikianlah potret kecil dari kehidupan, kita tak harus
mengasingkan diri karena tak suka antara satu-sama lain, melainkan harus
berinteraksi dan belajar menerima keberagaman. Pelajajaran hidup tak kalah
banyak dari pelajaran kelas. Salam sukses bagi para طالب
العلم yang sudah terjun pada profesi dan pekerjaan masing-masing.
Catatan liburan ramadhan 2021.
A G
Tidak ada komentar:
Posting Komentar