Sabtu, 15 Mei 2021

لولا المربي ما عرفت ربي,




لولا المربي ما عرفت ربي

Ramadhan 2021, alhamdulillah ala kulli hal masih diberi kesempatan oleh yang kuasa untuk bersilaturrahim dengan para sesepu.

Paling kanan adalah kak Irfan Islami, yang sudah punya segudang pengalaman dan ilmu. Dulu waktu nyantri angkatan kami banyak berinteraksi dengan beliau. Dari persoalan belajar, menegakkan disiplin, rihlah, hingga ke gunung ngangkut kayu bakar pake truk besar. 💪😢Hhee

Yah, kalo santri yang sekarang sih enak apa-apa langsung jadi dan langsung saji. Tapi, minusnya disitu, di 'rumus kehidupannya',  kata orang Hidup itu seperti mengayun sepeda, agar tetap seimbang kamu harus tetap bergerak, ada kalanya tanjakan ada kalanya penurunan. Saat nanjak memang berat tapi yakin pemandangan di ketinggiannya indah mempesona. Kalau kamu berhenti berayun kamu akan mundur ke belakang terlempar lalu terjatuh. Jikalau kamu bersikap keras terhadap hidup, ia akan lunak padamu. Tapi kalau kamu yang lunak, lembek, apa-apa serba mengeluh atas hidup maka jangankan kehidupan bahkan berkedip mata pun akan terasa berat bagimu. Sekarang beliau kak Irfan dengan Ilmunya dari Mesir dan UI ia menjalani tanggung jawab akademik di Univeraitas Yarsi jakarta.

Bagian kirinya kami panggil Pak Aji. (drs. H. Asyikin) pendiri pondok pesanteren tempat kami belajar menempa hidup. Beliau sosok yang luar biasa, merupakan orang tua bagi kami seluruhnya. Sekarang Al-kautsar telah mencetak banyak alumni yang berpencar ke berbagai penjuru. Nabi menyampaikan dalam hadisnya bahwa hal yang tidak terputus dan akan terus mengalir pahalanya meski anak adam telah wafat ialah ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan doa anak yang saleh. In syaa Allah ke tiga-tiganya tercapai pada lembaga pendidikan yang senantiasa mencetak generasi penerus dan generasi harapan. Yang disampingku adalah ustzd Luqman, dulu beliau adalah kepala sekolah kami saat MTS.

Teringat apa yang diulang-ulang dulu oleh para Musyrif "proses itu hasilnya memang tak kamu rasakan hari ini, tapi tunggu nanti, kelak, lima atau sepuluh tahun, atau belasan tahun kedepan setelah kamu selesai dari sini baru kamu mengerti dan merasakan". Tiap kita tentu harus jujur dengan itu, bahwa 'orang yang menanam tomat tak mungkin hasilnya Batu'. Selalu sesuai apa yang kamu tanam. Ada kalanya buah yang kamu petik itu maksimal adakalanya minimal, kalau minimal ya  artinya kamu masih harus berintropeksi diri dan berusaha lebih bersungguh-sungguh lagi.

Siapapun yang memasuki gerbang pondok kini dapat membaca dengan jelas  tulisan penuh makna pada temboknya

'لولا المربي ما عرفت ربي'

 jikalau bukan karena (didikan) Guruku, ku takkan mengenal Tuhanku.

Terimakasih kepada para guru sebagai orang tua kedua  bagi kami. Ooiyah, foto kedua adalah dokumentasi beberapa waktu lalu dengan saudara-saudara seperjuangan saat mondok. Watak mereka macam-macam, ada yang dikenal karena yang gokil, menjengkelkan, adapula karena kecerdasannya bahkan dianggap genius.

Demikianlah potret kecil dari kehidupan, kita tak harus mengasingkan diri karena tak suka antara satu-sama lain, melainkan harus berinteraksi dan belajar menerima keberagaman. Pelajajaran hidup tak kalah banyak dari pelajaran kelas. Salam sukses bagi para طالب العلم yang sudah terjun pada profesi dan pekerjaan masing-masing.

 

Catatan liburan ramadhan 2021.

Abdul Ghani (Dosen Unimuda Sorong)

A G

Tidak ada komentar:

Jiwa-jiwa Aktivis yang terlelap, Abdul Ghani

Hari ini touring ke Pulau Arar,   bersama anak-anak muda yang ambisius, mendiskusikan berbagai gagasan. Dari sekian pembahasan terselip ba...